Bang Jay sudah bersama dengan Asdin, selaku owner wolio snack yang sudah mewarnai produk-produk unggulan lokal UMKM Kota Baubau.

“Kali ini saya sudah bersama dengan Pak Asdin, kita akan bercerita sekaligus mengeksplorasi produk UMKM Kota Baubau yakni wolio snack. Bisa diceritakan ke kita bagaimana awal mulanya sehingga produk UMKM wolio snack ini hadir membawa cita rasa lokal di Kota Baubau.” ujar Bang Jay

Asdin, owner wolio snak mejelaskan awal mulanya hanya coba-coba pada tahun 2010. Dimulai dari produksi abon ikan tuna karena melihat besarnya potensi ikan tuna yang belum terolah, kadang-kadang tidak laku di pasaran makanya itu kita mulai produksi abon ikan tuna. Selanjutnya ada beberapa produk unggulan lokal seperti halnya bawang goreng, jambu mete dengan berbagai varian, ikan asap tumbuk yang biasa dikenal dengan sebutan kaholeo.

“Awalnya memang kami melihat produk-produk lokal yang kita kemas dengan baik termaksud kaholeo ikan asap. Ini terispirasi dari orang tua kita dulu kalau melakukan perjalanan jauh pasti membawa ikan kaholeo tumbuk, kita kembali kemas dengan diberi rasa pedas dan original.” ujarnya

Seiring perjalanan waktu, kini wolio snack telah memproduksi 10 jenis produk unggulan, dan yang terbaru saat ini adalah teh kelor yang dipasarkan di seluruh wilayah Kepulauan Buton, Kendari, dan wilayah Sulawesi Tenggara lainnya.

“Proses pemasaran ini kita coba kerja sama dengan pengusaha lokal yang membuka outlet toko oleh-oleh. Jika seandainya dibuka dipusatkan di satu tempat Insya Allah akan semakin baik hasil penjualan kita. Semoga ke depan ini akan berkembang dengan baik.“ ujarnya

Asdin merasakan betul bagaimana proses yang dilewati oleh wolio snack, dan bantuan dari pemerintah sangat membuka kesempatan berkembang untuk menuju ke arah yang lebih baik.

“Alhamdulillah peran pemerintah dalam hal ini dinas terkait baik dalam bentuk perizinan, pelatihan, dan pengembangan UMKM, upaya pemasaran dan promosi potensi produk lokal daerah semua kami dilibatkan tentunya kami juga akan memberikan produk terbaik dari kami.“ ujarnya

Kendala utama berkembangnya UMKM di Kota Baubau ini adalah modal usaha. Asdin meyakini bahwa jika pemerintah menyentuh dengan pemberian modal usaha UMKM maka akan lebih maksimal kedepannya produktifitas.

“Yang pertama memang kita harus sadar bahwa mari kita cintai produk lokal, karena ini yang menjadi spirit bagi kami pelaku UMKM produk unggulan, seperti halnya teh kelor ini sangat potensial sehingga kita tidak jadi masyarakat konsumtif saja melainkan pelaku usaha.“ ujarnya

Asdin berharap kepada pemerintah pusat, pemerinta provinsi, dan pemerintah kota agar ke depan lebih memberikan perhatian khusus bagi pelaku UMKM karena salah satu penopang tumbuh kembangnya pelaku UMKM adalah adanya perhatian pemerintah.

“Sesungguhnya produk lokal kita masih bisa bersaing dengan potensi Kota Baubau yang baik. Harapan saya, kita jangan menjadi masyarakat konsumtif saja namun prinsip saya adalah jangan menganggap gila ide yang gila, karena dari ide itu kita kan semakin kreatif dan inovatif.“ tutupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *