LAMBADIA – SC. Tim Verifikator dari Kementerian Tenaga Kerja RI bersama dengan tim Yayasan Kapten (Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional Indonesia) mendatangi pusat pendidikan dan latihan sistem pertanian alami di Desa Lambandia, Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, Senin 31/07/2023.

Tim ini disertai dengan Ketua Umum DKN Penerus Perjuangan Perintis Kemerdekaan Indonesia P3KI Pusat, Usman Sadikin Andi Makassau untuk melihat secara jelas kesiapan para pengerak pertanian alami yang terdiri atas 8 kelompok tani dari berbagai desa di Kecamatan Lambandia.

Selain ke-8 kelompok tani tersebut, juga para petani yang tergabung dalam Yayasan Pammase dan Yayasan Kapten Koltim yang selama ini mengkhususkan diri pembuatan mikroba, nutrisi dan pupuk padat alami menyambut kehadiran seluruh tim tamu yang datang bertandang.

Diksusi tim verifikasi bersama dengan anggota kelompok tani di Balai Pertanian Alami Lambandia

Tim ini akhirnya mendapat penjelasan atas kinerja balai petani pammase selama ini, diantaranya selain pembuatan kompos /mikroba 5, juga dalam pengelolaan lahan-lahan perkebunan dan pertanian lahan basah, yaitu berupa sawah berpengairan yang tersebar di Kecamatan Lambandia, Dangia dan lainnya milik anggota Yayasan Pammase / Yayasan Kapten Koltim.

Sementara itu Usman Sadikin Andi Makassau yang juga Wakil Koordinator Nasional P3MD Kementerian Desa PDTT RI membenarkan kalau sejumlah anggota tim dari Kementerian Tenaga Kerja RI dan Yayasan Kapten Indonesia melakukan pengecekan lokasi rencana program pembangunan balai di Desa Lambandia. “Kita berharap bahwa lokasi ini memang layak untuk dibangun balai kerja para petani, serta kesiapan SDM petani dari berbagai kelompok tani untuk nantinya didiknya dan dilatih sehingga kemampuan, keterampilan dan wawasannya, serta keterampilan dalam penggunaan teknologi pertanian dapat meningkatkan produk para petani,” ungkapnya.

Harapan terbesarnya adalah bagaimana mengembalikan kearifan lokal (local wisdom) dalam pengelolaan sumber daya alam seperti yang pernah dilakukan para leluhur terdahulu. Jadi para petani secara peralatan dapat menggunakan teknologi terkini, tetapi sistem dan mekanisme pengolahan lahan-lahan pertaniannya, termasuk tata cara bertanam menurut kebiasaan para leluhur yang secara nyata terbukti mengelola sumber daya alam yang secara lestari sampai saat ini.

“Dengan demikian, maka harapan Kemenaker dengan dukungan langsung kepada para petani ini, sesuai dengan visi kementerian, seperti balai Diklat ini nantinya, akan semakin memudahkan para petani, termasuk dari berbagai kabupaten untuk datang belajar disini, utamanya dalam kearifan lokal sistem pertanian alami,” lanjutnya.

Ia mengurai kenapa sistem pertanian alami begitu penting dan mendesak untuk diterapkan pada pola-pola pertanian alami selain karena bahan-pohon pokok dalam pembuatan pupuk padat dan cair serta herbisidah itu diambil dalam lingkungan terdekat. “Semua bahan-bahan yang diolah menjadi kompos, dan pupuk cair maupun herbal ada di sekitar kita, ada di dalam kampung dan itu lengkap, jadi tidak susah membuatnya,” ungkapnya.

Kemudian, pupuk alami selain untuk kebutuhan tanaman, juga tujuan utamanya adalah memulihkan unsur hara tanah yang mana selama sekian puluh tahun, mungkin sudah ratusan, nyaris tidak pernah lagi dinormalkan dan dalam setiap musim tanam terus diserang dengan berbagai pupuku kimia atau semacamnya. “Jadi pupuk alami dalam bahasa kami adalah sistem pertanian alami menjadi sangat penting dan mendesak dilakukan, apalagi memang hasilnya, selain produknya yang banyak juga mutu buah yang dihasilkan oleh tanaman tersebut besar-besar dan berat,” kuncinya. (arimono)

By darampa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *