penulis ; junet – owen
KOLAKA – SC. Salah satu desa yang akan dikunjungi ke Kecamatan Pomalaa adalah Desa Tambea. Dimana desa ini bersnetuhan langsung dengan aktivitas pabrik nikel PT Antam, bahkan sebagian juga lokasinya masuk dalam areal konsensi, bahkan yang terluas wilayahnya masuk IUP pertambangan dibanding dengan desa-desa lainnya di Kecamatan Pomalaa.
Kepala Desa Tambea, Muslipang Nawir, saat rapat di kantornya mengungkapkan kalau selama ini sumber pembangunan desanya selain dari DD dan ADD, juga dana CSR dari perusahaan. Namun khusus untuk dana CSR ini lebih banyak pada pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah sarana wisata desa yang belakangan ini paling digandrungi bagi masyarakat Pomalaa, kota kolaka dan daerah sekitarnya.
Mekanisme pencairan CSR ini adalah harus menggunakan dana internal dulu untuk membangun infrastruktur, seperti gedung atau jalan. Jika infra ini sudah selesai, dan akan serahterima, maka barulah dana CSR itu dicairkan.
“Memang agak repot sedikit, karena harus ada awal atau dana talangan lebih dulu untuk membiayai suatu proyek atau kegiatan. Kesulitannya yang sering kami alami, adalah tidak siapnya dana awal, termasuk tidak semua pihak tertentu dapat dipinjamkan uangnya untuk kemudian dirembes oleh dana CSR ini,” ungkapnya.
Hal yang paling krusial adalah terblokirnya akun pendaftaran badan hukum BUMDesnya, padahal sudah ada perusahaan tambang yang siap kerjasama (di luar skema CSR). Namun perusahaan tersebut meminta persyaratan, badan hukum BUMDes tersebut, dan salah satu aspek badan hukum tersebut adalah yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM. Tapi karena akun ini sudah terblokir, maka rencana ini mandeg dan sudah beberapa kali dikontak Kemendesa PDTT, alias Ditjen PEID serta Manajemen Nasional P3MD, namun sampai sekarang akun tersebut belum dipulihkan.
Kemudian pengembangan wisata. Salah satu asset desa yang dikelola secara mandiri oleh BUMDes (jika sudah berbadan hukum) adalah pesisir pantainya yang cantik dan putiih kemilau, serta landai, sehingga memungkin setiap pengunjung nyaman untuk rekreasi.
Awalnya pembenahan wisata ini memang menggunakan DD langsung, dan setelah beberapa tahap selesai, apalag ada bantuan dari pihak ketiga melalui skema CSR, maka fasilitasi wisata ini lebih lengkap. Bahkan tahun mendatang melalui DD modal penyertaan ke BUMDes akan diperluas peralatan renang dan lainnya.
Malah pada rapat ini juga sudah diputuskan bahwa BUMDes (sambil menunggu pengurusan badan hukum) mengelola parkirannya wisata, karena ini potensi pemasukan yang cukup besar. (jun-owen)