TIRAWUTA – SC. Kabupaten Kolaka Timur selain dikenal sebagai daerah penghasil ikan tawar terbesar dalam budidaya, maka kabupaten pemekaran dari Kolaka ini juga dikenal sebagai penghasil sayur dan buah-buahan selain Kabupaten Konawe Selatan.
Salah satu desa yang mengembangkan agrowisata adalah Desa Lara Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur. Dalam musim tanam 2023 ini desa ini mengembangkan hortikultura seluas 4 atau 5 hektar lebih.
Dimana pengelompokannya adalah untuk tanaman melon seluas 1 hektar, cabe termasuk cabe besar seluas 1,5 hektar, tanaman semangka 2 hektar, khusus tomat 1 hektar dan sayuran daun 0,5 hetkar.
Kepala Desa Lara Hendra mengungkapkan bahwa pengembangan hortikultura ini adalah bagian dari serapan anggaran dari dana desa dengan program ketahanan pangan. Jadi mata anggaran dalam APBDes Ketahanan Pangan ini memang dikhususkan untuk sayuran dan buah-buahan.
“Iya karena memang program ketahanan pangan itu diperuntukkan untuk kegiatan yang bersifat jangka pendek, misalnya tiga bulanan, dan untuk tiga bulanan ini maka horti sangat pas di Desa Lara ini dan hasilnya memang langsung dinikmati oleh warga,” katanya.
Jadi lahan-lahan ini dikelola secara kegotongroyongan sebanyak 50 orang, dan nantinya 50 warga inilah yang pertama-tama menikmati hasilnya. Entah hasilnya karena dikonsumsi langsung, higeinis dan segar, juga dapat dijual di pasaran terdekat.
Sedangkan untuk panenan dan sebelumnya untuk perawatannya, maka ditugaskan khusus sebanyak 6 orang petani. Dimana setiap harinya menerima upah sebesar Rp 100 ribu perhari perorang. “Jadi ini memang sengaja dipekerjakan 6 orang ini, karena dibutuhkan tenaga yang betul-betul petani tulen untuk konsentrasi merawat, menyiangi, memupuk dan lainnya,” ungkap Kades.
Untuk penjualannya katanya, maka pihak pengelola bekerja sama dengan BUMDes setempat. “Jadi biarlah nantinya penjualannya diserahkan oleh BUMDes yang melakukan transaksi langsung dengan pasar, termasuk dengan pasar di Kota Kendari jika memang produksinya sudah dalam skala besar dalam sekali panen,” terangnya.
Ia mengakui bahwa lahan-lahan ini nantinya akan terus dikembangkan, baik luasan wilayah pengolahan, maupun yang ada sekarang, dan sistem tanamanya sudah dilakukan berkesinambungan.
Artinya bahwa begitu habis panen yang dilakukan berkali-kali dan ketika batangnya sudah tidak produktif lagi, maka akan dilakukan penanaman kembali, apalagi sudah ada modal kerja dari hasil penjualan pada panen perdana. (amranapity)