HUJAN sehari tapi kegerahan tetap seharian. Ini hari, Selasa (14/11/23) untuk beberapa pekan sebelum ketiban diguyur hujan, cukup keras tapi singkat. Mungkin awal mulai masuk musim penghujan. Pertanda pergintian dari musim barat ke timur.
Perdebatan sering terjadi dalam penerawangan datangnya pergantian musim. Apalagi memang kadang sang musim juga ‘ngeyel’, dikira sudah tiba karena biasanya begitu, oh terjadi belum, masih musim yang lama.
Itulah satu yang mewarnai zoom meeting koja-koja para jurnalis desa. Ada yang menganggap ini sudah musim timur, hujan mulai mengguyur. “Ada buktinya,” tanya yang lain. “Ada, itu buih-buih memutih di Selat Banda sudah merangsek mendekati pulau,” tangkis yang lain.
Kalau bahasa ‘bumi selatan’ disebutnya ‘jenne kebo’ . Air memutih. Pertanda gelombang tinggi yang tak putus-putus, yang mengharuskan pemakai lalu lintas laut harus angkat sauh ke darat.
Peserta lain menutur bahwa ini baru gejala musim baru, karena gerak lintang bintang Oriont belum muncul. Ia menulis dari cerita tutur para orang tua, dan munculnya di ;langit tenggara, scorpius.
Alhasil, debat kecil forum zoom ini menjadi nilai perekat untuk muncul ketemu-ketemu lagi. Saling bercerita, bertukar info, dan sedikit ngotot tentang progresnya. “Konsen laporan atau berita, atau feature,” tanyanya. “Tentang tanda-tanda datangnya musim timur, karena kalau musim ini, keras ombak di pesisir timur Pulau Muna atau di sepanjang selat Buton melalui Celah Cempedak,” jawabnya.
Ini perlu ditulis, perlu perkabaran ke komunitas-komunitas nelayan. Apalagi sekarang ini nelayan banyak menggunakan Android untuk GPS spot ikang-ikan karang, termasuk penentuan berlayar. “Saya masih fokus di berita penggunaan dana desa, BLT, stunting, IDM dan lainnya, bahkan Musdes APBDes untuk 2024,” ulasnya. Jadi harus selalu membuat tulisan atau berita tentang laut dan ekosistemnya karena menjadi kebutuhan informasi bagi nelayan.
Salah satu kelompok jurnalis desa yang konsisten untuk pemberitaan-pemberitaan dan penginformasi adalah perkumpulan Manguntara Tongkuno. Perkumpulan Jurnalis Desa yang difasilitasi oleh badan kerjasama antardesa (BKAD) Tungkon Kab.Muna Sulawesi Tenggara.
Kelompok yang merupakan gabungan dari Kades, operator, jurnalis desa, para pendamping desa, dan anggota BKAD memang serikali menggelar koja-koja, diskusi terbatas untuk membahas berbagai persoalan, yang kemudian dibuat tulisan atau berita, lalu dimuat di masing-masing website desanya. #sdarampa