Kali ini Bang Jay berada di Desa Aopa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, tepatnya di salah satu unit usaha Bumdes yakni kadang ayam petelur.
“Hari ini kita akan berbincang soal unit usaha Bumdes yaitu kandang ayam petelur, bagaimana awalnya sehingga kandang ayam ini bisa beroperasi dengan baik.” kata Bang Jay
Juhardin, S.E. selaku Kepala Desa Aopa mengatakan ide awal pembuatan kandang ayam petelur ini menjadi salah satu unit usaha Bumdes digagas oleh pendamping desa bersama pemerintah desa.
“Pembuatan kandang ayam ini adalah gagasan Pendamping Desa pada tahun 2019. Dengan ide pembuatan kandang ayam petelur dan kami respon sehingga pada saat pengusulan alhamdulillah masyarakat setujui dengan tujuan meningkatan PAD Desa Aopa.” jelasnya
Tahun 2020, melalui Bumdes, pemerintah desa menganggarkan bibit ayam petelur dan kandang ayamnya
“Kami kemudian anggarkan sebanyak Rp350 juta melalui Dana Desa berupa kandang dan ayamnya. Ketika kita hitung-hitung memang anggarannya tidak cukup karena pembelian pakan yang sangat memakan anggaran lebih, tapi alhamdulilah sampai sekarang ini masih tetap berproduksi, satu minggu pas ayam datang langsung bertelur, sampai sekarang alhamdulihal.” ujarnya
Untuk diketahui, tahun 2022 PAD Desa Aopa sebanyak Rp26.000.000.- Lebih lanjut Kepala Desa Aopa mengatakan semua karyawan yang bekerja di Bumdes digaji dengan operasional unit usaha setiap bulan.
“Kebetulan di lomba Bumdes untuk tingkat Konawe Selatan alhamdulillah kami Juara II. Ini menjadi motivasi yang baik untuk perkembangan usaha, sehingga apa yang dicita-citakan dapat terlealisasi dengan baik dan dapat meningkatkan tumbuh kembagnya ekonomi di desa.” katanya
Pemerintah juga terus mendorong produksi ayam petelur. Belum lama ini pemerintah desa juga mengucurkan dana desa sebanya Rp150.000,_ untuk menopang kemandirian unit usaha Bumdes.
“Kami juga akan mengembangkan usaha ayam potong atau kolam ikan air tawar, sehingga menjadi penyangga yang dapat menambah nilai Pendapatan Asli Desa semakin baik lagi.” ujarnya
Dengan demikian, perkembangan Bumdes dapat dilakukan dengan penyertaan modal dan pelatihan.
“Seperti daerah di jawa, penyertaan modal Bumdes selalu dilakukan. Kami pun akan berbuat demikian, kami tetap optimis akan ada uluran tangan dari pemerintah baik daerah provinsi maupun pusat. Sentuhan penyertaaan Bumdes demi menopang tumbuh kembangnya Badan Usaha Milik Desa di Desa Aopa ini.” ujarnya
Akhirnya Kepala Desa Aopa berharap semoga ke depan pemerintah desa melalui Bumdes dapat meningkatkan produksinya sehingga menjadi mandiri dan berdaya saing.
“Alhamdulih kita punya lahan di sini ada sekitar lima hektar sehingga pengembangannya dapat dilakukan besar-besaran seperti halnya membuat kolam ikan tawar, menanam pohon durian dan lain sebagainya. Harapannya semoga ini dapat terealisasi sehingga masyarakat sejahtera dan mandiri secara ekonomi.” tutupnya